Ethical Governance and Governance System Part 2
Hola! Welcome
again to my blog 😊. Pembahasan berikut ini masih berhubungan dengan “Ethical Governance and
Governance System”
Selamat membaca,
semoga bermanfaat 😊
§ Setiap perusahaan atau organisasi pasti
terdapat sebuah sistem di dalamnya. Sistem merupakan hal yang penting
keberadaannya, salah satunya yakni SPI. Nahh
APA
YANG DIMAKSUD DENGAN SPI sendiri?
SPI yang
merupakan kepanjangan dari Sistem Pengendali Internal ialah konsep yang dirumuskan oleh COSO (Committee of Sponsoring Organizations)
untuk perusahaan-perusahaan publik,
yakni yang menjual sahamnya dibursa saham. SPI memiliki
peran yang sangat besar dalam organisasi, karena tanpa SPI yang efektif,
perusahaan publik memiliki potensi untuk
membuat kerusakan perekonomian secara masif. SPI harus
terdokumentasi dan terukur, agar dapat diaudit implementasi dan operasinya (SPI
bukan sekedar kata-kata tanpa bukti dokumenter).
§ Setelah mengetahui apa itu SPI,
selanjutnya pasti ingin tahu juga APA TUJUAN PERANCANGAN DAN PENERAPAN SPI KAITANNYA DENGAN
ETIKA BISNIS DAN PROFESI? Berikut uraian singkatnya 😊
Tujuan dari Standar Pengendalian Intern (SPI) bagi perusahaan ialah :
a.
Menjaga
kekayaan organisasi.
b.
Memeriksa
ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
c.
Mendorong
efisiensi.
d.
Mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen.
e.
Memperbaiki
proses pengambilan keputusan, baik dari sisikualitas maupun efisiensi waktu.
f.
Mendapatkan
kepercayaan dari investor.
g.
Mencegah
terjadinya kerugian pada perusahaan.
h.
Menciptakan
keamanan terhadap harta milik perusahaan.
i. Mencegah
terjadinya kecurangan.
j. Mematuhi
setiap peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan yang ada.
k. Meningkatkan
keunggulan kompetitif melalui operasi perusahaan yang efisien, efektif dan
produktif.
§ Dalam mengelola perusahaan yang baik perlu
strategi-strategi yang jitu pula. Lantas APA MAKSUD DARI “BAD CORPORATE GOVERNANCE LEADS TO STRATEGY FORMULATION AND
IMPLEMENTATION” ?
Kalimat diatas
dapat diterjemahkan sebagai “tata kelola perusahaan yang buruk mengarah pada
perumusan strategi dan implementasi yang buruk pula”. Hal itu dapat dipahami
pula dengan ketika kita menemukan sebuah perusahaan maupun organisasi dengan
tata kelola yang buruk , hal itu sangat berdampak pula pada bagaimana mereka
merumuskan strategi serta mengimplementasikannya kedalam rencana-rencana
perusahaan menjadi sesuatu yang buruk
pula.
§ Sepertinya sudah beberapa kali kita
berbicara tentang ‘Strategi’. Sebenarnya APA YANG DIMAKSUD DENGAN STRATEGI itu sendiri ?
Strategi
merupakan penyesuaian sumberdaya dan kemampuan intern organisasi dengan peluang
yang ada di lingkungan ekstern. Dalam merespon peluang dari lingkungan ekstern,
perusahaa memerlukan yang namanya strategi. Mengapa? Salah satunya agar
terkoordinir tentang apa tindakan yang harus dilakukan, langkah-langkah apa
saja yang harus diambil, selain itu yang terpenting adalah agar perusahaan
“berhasil” dalam merespon peluang, serta memperkecil kemungkinan kegagalan.
§ Untuk mendapatkan/merumuskan
strategi-strategi jitu, perlu pertanyaan yang memancing. Lantas PERTANYAAN-PERTANYAAN
APA SAJA YANG PERLU DIAJUKAN UNTUK
MERUMUSKAN STRATEGI YANG TEPAT tersebut?
1.
Do
we have the right strategy, given what we do well?
Apakah kita telah memiliki
strategi yang tepat, mengingat apa yang kita lakukan dengan baik? Ketika kita
telah melakukan segala sesuatu dengan baik, apakah dengan begitu gitu dapat
merumuskan strategi yang baik pula? Strategi yang tepat untuk peluang didepa
mata?
2. Is
our strategy matched to the external environment (economy, social expectations,
etc.)?
Apakah strategi kita telah
cocok dengan lingkungan luar seperti ekonomi , harapan sosial, dll? Maksudnya
ialah apakah strategi yang kita miliki telah tidak memberikan dampak negatif
bagi lingkungan luar seperti tidak berpengaruh buruk pada perokonomian maupun
tidak merugikan entah lingkungan alam serta penduduk disekitar?
3.
Are
we capable of excecuting the strategy?
Apakah kita mampu melaksanakan
strategi? Setelah kita memiliki strategi yang dirasa tepat, lalu apakah kita
dapat dan mampu melaksanakan dengan baik dan tepat pula? Karena jika kita mampu
membuat strategi yang dirasa tepat namun tidak dapat melaksanakannya dengan
tepat, hal itu akan sama saja kita
mempunyai strategi yang tepat tetapi tidak dapat memaksimalkan penerapannya.
4.
Do
we have the right top management team?
Apakah kita memiliki tim
manajemen atas yang tepat? Strategi yang tepat serta kemampuan dalam mengambil
keputusan yang tepat pula masih belum
cukup dalam perumusan strategi yang tepat, ada manajemen atas yang berperan
penting dalam perumusan strategi. Oleh karena itu diperlukan pula manajemen
atas yang tepat agar agar dari perumusan sampai pertanggungjawaban terlaksana
dengan baik.
5.
If
the answer to one or more of these questions is “no,” what do we need to
change?
Jika jawaban dari satu atau
lebih dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah “tidak”, apa yang kita perlu
ubah? Dalam melakukan segala sesuatu khususnya di perusahaan maupun organisasi,
kita hendaknya memiliki alternatif, ataupun plan B. Semakin banyak mempunyai
alternatif, itu berarti kita telah siap atas segala sesuatu yang mungkin
terjadi, terutama kemungkinan buruk.
§ Dalam pengelolaan ada tuntutan-tuntutan
yang perlu dilakukan/diimplementasikan salah satunya GCG. Lalu DENGAN ADANYA
TUNTUTAN IMPLEMENTASI GCG, APA YANG
AKAN TERJADI DENGAN PENGELOLAAN ORGANISASI KEDEPAN?
Dengan adanya
tuntutan tersebut, hal-hal yang mungkin terjadi dengan pengelolaan organisasi
kedepan ialah:
1) Peningkatan
tuntutan atas transparansi pelaporan keuangan dan tanggungjawab sosial
organisasi.
2) Peningkatan
tuntutan keterlibatan dewan komisaris dalam penetapan strategi serta pengembangan
tanggungjawab organisasi terhadap isu-isu sosial.
3) Peningkatan
keterlibatan dari institutional
shareholders (pension funds,
mutual funds) dalam proses
corporate governance.
4) Peningkatan
pengawasan terhadap komisaris perusahan dan manajer oleh pemerintah, pemegang
saham, dan non-shareholder stakeholders.
§ Bagaimana PENJELASAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD
APPROACH UNTUK GOVERNANCE SYSTEM?
Balance Scorecard merupakan suatu metode untuk pengukuran dan penilaian
kinerja suatu perusahaan dengan mengukur empat perspektif yaitu: perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis intenal, serta
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. ( https://id.wikipedia.org/wiki/Kartu_skor_berimbang
)
Tujuan lain dari
BSC ialah:
ü Membangun misi dan tujuan perusahaan
ü Mengembangkan strategi dan struktur
ü Membuat sistem kontrol strategis untuk mengukur:
a. Efisiensi b. Kualitas
c. Inovasi d. Respon pelanggan
a. Efisiensi b. Kualitas
c. Inovasi d. Respon pelanggan
ü Mengukur kinerja
§ PERTANYAAN-PERTANYAAN
PENTING UNTUK MEMBANGUN KESADARAN ETIKA BISNIS.
1.
Siapakah
stakeholder kita?
2.
Apa
yang menjadi minat dan klaim stakeholder kami?
3.
Apa
peluang dan ancaman yang dihadirkan oleh para stakeholder kita?
4.
Tanggung
jawab ekonomi, hukum, etika, filantropis apa yang kita miliki kepada para stakeholder
kita?
5.
Apa
yang harus kita lakukan untuk secara efektif mengatasi kekhawatiran pemangku
kepentingan?
§ Antara organisasi atau perusahaan punya
hubungan timbal balik dengan stakeholder. Berikut PENJELASAN TENTANG INTERAKSI ANTARA
ORGANISASI DENGAN STAKEHOLDER!
Inducements merupakan keputusan dan tindakan untuk mendorong stakeholders
memberikan kontribusi kepada organisasi secara optimal.
Dari gambar diatas dapat diartikan bahwa baik stakeholder eksternal maupun
internal, meskipun berbeda jenis dan kepentingannya, tetap sama-sama memberikan
kontribusi kepada perusahaan. Begitu juga sebaliknya, perusahaanpun memberikan
kontribusi secara optimal yang disebut juga dengan inducement kepada
masing-masing stakeholder baik internal maupun eksternal. Dengan begitu antara
stakeholder baik internal maupun
eksternal mempunyai hubungan saling membutuhkan dan menguntungkan dengan
perusahaan.
§ Salah satu tujuan sebuah perusahaan ialah
mencari keuntungan atau laba, yang juga berarti modal utuh, kembali dan
bertambah. Lalu apa HUBUNGAN ROIC DENGAN STAKEHOLDER?
Hubungan antara ROIC (Return on Invested Capital) dengan kepuasan dan
dukungan Stakeholder
Modal yang telah diinvestasikan perlu untuk dikembalikan, sebagai ukuran
bahwa bisnis telah menguntungkan dari segi keuangan. Ketika strategi untuk
meningkatkan ROIC jangka panjang meningkat, hal itu menjadi tingkatan ROIC yang
lebih tinggi. Lalu ketika ROIC makin meningkat, maka meningkat pula kemampuan
untuk memuaskan para stakeholder atau pemangku
kepentingan. Ketika para stakeholder merasa puas akan hasil kerja yang
diberikan, secara otomatis mereka memberikan dukungan yang lebih besar pula
pada bisnis, dengan harapan akan mendapatkan manfaat atau keuntungan yang lebih
besar pula kedepannya.
Terimakasih sudah membaca, mohon maaf bila ada kesalahan bisa dikoreksi. Salam Semangart !!
Komentar
Posting Komentar